Permainan Ayah dan Anak

Violino Ridho Putra-Ronaldo Rozalino-Permainan Ayah dan Anak

Violino Ridho Putra dengan Papa (Ronaldo Rozalino)

Kesamaan jenis kelamin antara a yah dengan anak laki-laki, sering diartikan bahwa mereka memiliki kecocokan dalam berinteraksi atau beraktivitas. Saat bermain, anak laki-laki lebih mengembangkan kemampuan motorik kasar. Gerakan dan level aktivitas mereka cenderung lebih tinggi dibanding anak perempuan. Hal itu sama dengan kecenderungan sifat ayah yang lincah, cepat, kuat dan beraktivitas aktif.
Aktivitas yang cocok bagi ayah dan anak laki-lakinya, adalah:
1. Lempar dan tangkap. Aktivitas ini sebenarnya bisa juga dilakukan oleh ibu dengan anak laki-lakinya, tetapi, bila dilakukan anak laki-laki bersama ayahnya, lebih seru! Sebab, para ayah punya cara tersendiri dalam bermain lempar - tangkap:

  • Di luar ruangan. Para ayah tidak mau main lempar tangkap di rumah. Dengan bersemangat, mereka akan mengajak anak keluar rumah, mencari lokasi yang lapang - misalnya playground - agar bisa bermain leluasa dan aman. Sambil bermain, anak dan ayah juga mengeksplor lingkungan.
  • Melempar dengan berbagai gaya. Tidak sekedar melempar dan menangkap bola menggunakan satu tangan, para ayah akan memilih berbagai pose, misalnya, gaya American Football atau Aussie Rule.
  • Yang kuat! Ayah tidak ragu untuk melempar bola dengan kekuatan, kecepatan dan ketinggian maksimal. Ia pun mengajarkan anaknya untuk melakukan hal yang sama.
  • Kena bola? Biasa. Ups! bolanya malah kena kepala anak! Para ayah biasanya tetap tenang dan tidak segera bereaksi. Momen ini mereka gunakan untuk mengajarkan anak laki-lakinya agar kuat. Bila justeru ayah yang terkena lemparan bola, wah, dia malah bangga!
  • Anak jadi bola. Ayah sering menutup permainan lempar-tangkap dengan menjadikan anak sebagai...bolanya! Si Buyung pun bisa merasakan ‘terbang’ di udara. Wiiiiing...!


2. Cuci mobil. Hore, main air! Semua anak laki-laki senang bermain air, namun bila dilakukan sambil mencuci mobil, mereka akan mendapat manfaat bermain sekaligus belajar. Enaknya mencuci mobil bersama ayah adalah:

  • Ayah tidak banyak melarang saat anak laki-lakinya bereksplorasi, seperti menyabuni dan menyemprot mobil dengan air, meski pun belum sempurna.
  • Ayah dengan bahagia akan mengajarkan anak laki-lakinya tahapan mencuci mobil, seperti memilah bagian yang dicuci (interior dan eksterior mobil), menyedot debu, membasahi badan mobil, menyabuni, mengeringkan, memoles dan mencuci detail ban.
  • Sambil mencuci mobil, ayah senang mengajarkan anak laki-lakinya nama-nama dan fungsi organ mobil.


3. Berkemah. Berkemah indentik dengan petualangan. Anak laki-laki senang sekali bertualang, apalagi bila ia menemukan tantangan berisiko. Berkemah dengan ayah, meski cuma dilakukan di halaman belakang rumah, terasa seru bagi Si Buyung. Apalagi biasanya ayah akan melibatkan dia melakukan tugas-tugas maskulin yang "sulit", seperti mendirikan tenda, menabur sekeliling tenda dengan garam, membuat api unggun dan berjaga malam.
Ayah merasa lebih aman bila anak laki-lakinya "nakal", sebab mereka ingin memastikan anak laki-lakinya tidak tumbuh menjadi pribadi yang lemah lembut atau feminin. Source:http://www.kaskus.us

READ MORE - Permainan Ayah dan Anak

5 Cara Melatih Anak Jadi Pemimpin

nak Anda punya bakat jadi pemimpin? Perhatikan, apakah ia selalu "mengatur" teman-temannya mengenai permainan apa yang akan dilakukan? Apakah teman-temannya dengan sukarela mengikuti kemauannya? Apakah ia selalu berani mengungkapkan pendapatnya, dan meminta untuk diberi kesempatan menyanyi atau berdoa di depan kelas?
Mungkin, belum semua anak menunjukkan perilaku yang menunjukkan karakter seorang pemimpin. Lalu, bagaimana cara mendorong mereka untuk mengembangkan perilaku kepemimpinan?

  1. Tanyai Pendapat Mereka
    Saat sedang bersama-sama di rumah, tanyakan pada mereka hal-hal seperti, "Kamu mau pakai kaus yang merah atau yang biru?" Atau, "Kamu mau susu cokelat atau vanila?" Dengan menjawab pertanyaan seperti ini, mereka melatih kemampuan berbicara asertif, dan bagaimana membuat keputusan yang baik.
  2. Kenalkan Mereka Pada Pemimpin
    Ceritakan pada mereka mengenai sejumlah tokoh pemimpin, entah dari buku cerita, acara di TV, atau orang-orang yang ada di lingkungan Anda. Saat mereka melihat bagaimana pemimpin beraksi, mereka akan tahu bagaimana perilaku seorang pemimpin. Kelak, ia pun akan meniru tingkah laku tersebut.
  3. Puji Perilaku Kepemimpinan Mereka
    Jika mereka tidak tahu apa yang Anda inginkan, mereka tak akan pernah melakukannya. Karena itu, saat Anda tahu mereka melakukan suatu tindakan memimpin atau membuat keputusan yang baik, sampaikan pada mereka. Katakan, "Nah, gitu dong! Ibu senang kalau kamu mau berbagi!"
  4. Lakukan Kegiatan Yang Membantu Mereka Menunjukkan Kemampuan Memimpin
    Kenalkan mereka pada kegiatan-kegiatan yang membantu mereka melakukan kemampuan memimpin. Misalnya, membantu mengatur barisan teman-temannya saat acara outing dari sekolah. Ketika mereka dibiasakan untuk melakukan hal-hal seperti ini, mereka juga akan mampu mempraktekkannya di rumah maupun di tempat lain.
  5. Bantu Mereka Menentukan Tujuan Pribadi
    Ketika mereka menentukan tujuan untuk diri mereka sendiri, yang tak ada hubungannya dengan kepentingan orang lain, otomatis mereka akan mendemonstrasikan kemampuan leadership. Sebab, mereka akan memimpin diri mereka sendiri.
READ MORE - 5 Cara Melatih Anak Jadi Pemimpin

10 Cara Membuat Balita Cerdas

Violino Ridho Putra 10 Cara Membuat Balita Cerdas

ANAK BALITA punya kemampuan luar biasa untuk menyerap kepandaian dan informasi baru dibandingkan anak yang berusia lebih tua. Penelitian menunjukkan, mengenalkan pada kegiatan membaca, bahasa, dan matematika sejak usia balita, akan membuat mereka lebih mudah menangkap pelajaran tersebut nantinya.
Berikut sejumlah cara yang bisa mendorong serta melatih mereka agar memiliki otak cerdas.

  1. Mengajak bicara. Ceritakan tentang apa saja padanya. Yang jelas, anak jadi tahu, dia merupakan pusat perhatian Anda. Hal ini akan mendukungnya di dalam perkembangan pengetahuan bahasa dan pemikirannya.
  2. Pilih buku anak-anak dengan huruf yang besar dan gambar yang jelas. Hal ini akan menolong anak mengerti apa yang mereka lihat dan juga pelan-pelan belajar membaca kata.
  3. Beli kaset/VCD/DVD berbahasa asing. Akan lebih mudah untuk anak balita menangkap bahasa asing daripada di kemudian hari.
  4. Beli software komputer untuk anak balita. Banyak software yang melatih kemahiran menggunakan keyboard karena sebelum berusia 2,5 tahun anak cenderung sulit menggunakan mouse.
  5. Beli huruf abjad yang terbuat dari plastik dan simpan di kamar mandi. Setiap kali mandi, perkenalkan huruf baru dan lakukan berulang-ulang hingga anak hafal. Dengan cara itu, pelan-pelan anak akan mulai belajar adanya hubungan antara berbicara dan menulis di dalam bahasa.
  6. Selalu lakukan pengulangan. Banyak orang tua merasa frustrasi jika anaknya berulang-ulang membaca satu halaman di buku yang sama atau menonton film/VCD yang itu-itu saja. Jangan sebal dan panik! Ini merupakan suatu bagian penting di mana anak mengenal proses informasi.
  7. Beli huruf-huruf dan angka-angka yang terbuat dari magnet. Hal ini memungkinkan anak bermain sambil belajar di depan lemari es. Kenalkan kata-kata yang baru setiap minggu.
  8. Bacakan satu cerita setiap hari. Baca dengan intonasi dan ekspresi seperti kita sedang bermain drama.
  9. Ingat, pendidikan jasmani berhubungan langsung dengan pendidikan akademis. Penelitian menunjukkan, perkembangan otak juga berhubungan erat dengan pendidikan jasmani, seperti merangkak sebelum usia 1 tahun. Jika Anda dan si balita sering melakukan aneka kegiatan olahraga bersama, ini dapat menambah perkembangan fisik serta otak anak. Entah itu berlari-lari, naik kuda, berenang, dan lainnya.
  10. Beli satu set pelajaran dan pendidikan untuk anak balita. Termasuk di dalamnya buku-buku, video, kaset, dan bagaimana caranya mengajarkannya. Baca dan belajarlah berdua anak. Membeli ensiklopedia bergambar khusus untuk anak pun tak ada salahnya. Source:http://www.kaskus.us
READ MORE - 10 Cara Membuat Balita Cerdas

7 Kiat Meninggalkan Anak Tanpa Rewel

Pemahaman sebab-akibat anak masih erat dengan konsep obyek permanen yaitu ketakutan bahwa sesuatu yang tidak terlihat akan hilang seterusnya. Akibatnya, jika anak tidak melihat Anda di dekatnya, ia merasa tidak nyaman sehingga seringkali menyebabkan anak tak ingin berpisah dari Anda. Sekalipun wajar, jika tidak ditangani dengan cepat, kebiasaan ini sangat menganggu. Simak beberapa kiat berikut ini:

  • Yakinkan nyaman. Pasikan anak tidak lapar, tidak kelelahan dan tidak mengalami kejadian buruk beberapa saat sebelum Anda meninggalkannya. Jika anak nyaman, ia cenderung lebih mudah menghadapai perpisahan.
  • Merancang rutinitas. Baisakan anak melakukan hal-hal rutin yang mmebuatnya mengerti rangkaian aktivitas tersebut, Anda akan berpisah darinya.
  • Yakinkan dia Anda akan kembali. Cobalah terus menerus meyakinkan anak sebelum Anda meninggalkannya bahwa Anda akan kembali menemaninya setelah semua urusan Anda selesai.
  • Tetap tenang saat berpisah. Jangan ikut-ikutan panic ketika balita memprotes kepergian Anda dengan tangisannya. Menurut para ahli, rata-rata setelah mengalami perpisahan penuh air mata dari orang tua, 15-20 menit kemudian, anak telah melupakan ras atidak nyaman, dan kembali bermain seperti biasa.
  • Jangan lupa berpamitan. Diam-diam pergi meninggalkan anak, tanpa salam perpisahan, justru meningkatkan rasa ketidaknyamanan. Situasi ini membuatnya semakin takut ditinggal. Buat perpisahan sesingkat mungkin, misalnya mencium dan memeluk.
  • Tepati janji. Agar anak mudah diajak mengerti perpisahan, salah satu yang disarankan adalah menepati janji Anda untuk kembali padanya. Upayakan selalu hal tersebut, karena ini cara paling ampuh untuk membangn ras percaya diri anak, dana ras apercayannya pada Anda. Jika tidak dapat menepati janjin, hubungi anak dan katakanya padanya.
  • Lewat permainan. Di wkatu sneggang ajak anak bermain ciluk ba atau petak umpet untuk membiasakan nya bahwa apapun yang tidak terlihat mata akan kembali.


Tentu saja Anda tidak bisa berharap rangkaian kiat ini segara membawa hasil pad akali pertama diterapkan. Bisa jadi, setelah ebebrapa kali berhasil, ada masanya anak kesayangan Anda kembali rewel dan merajuk saat akan ditinggalkan. Cara ini akan membuat anak belajar sejak dini, bahwa setiap orang memiliki kebutuhan yang harus dipenuhi. Selain itu, Anda pun harus mempercayai pengasuh, bahwa ia dapat mengatasi situasi ini. .Source:http://www.kaskus.us

READ MORE - 7 Kiat Meninggalkan Anak Tanpa Rewel

Anak Sulit Diatur? Lihat Dulu Perilaku Anda!

Anak Anda sulit diatur, tak mau belajar, egois, manja, atau suka melawan? Jangan langsung menyalahkan anak, orang-orang di sekitarnya, atau "keadaan" bila si kecil menjadi anak yang bermasalah. Sebab, apa pun yang menjadi keluhan orangtua tentang anaknya, sebenarnya adalah kesalahan orang tua itu sendiri.
"Kebanyakan orangtua menyalahkan anak-anak mereka. Padahal, orangtua seharusnya mau melihat ke dalam dirinya, apa yang salah sehingga anak sulit diatur," ujar Melly Kiong, penulis buku Cara Kreatif Mendidik Anak dalam talkhow bertema "Menjadi Orangtua Idaman bagi Putra-Putri Tercinta" di Kidzania, Pacific Place, Jakarta, Sabtu (23/4/2011).
Menurut dia, anak menjadi "bermasalah" karena mereka ingin menunjukkan ketidaksepakatan mengenai sikap orangtua mereka. Bila Anda bertanya kepada anak, adakah hal yang mereka keluhkan mengenai diri Anda, mereka mungkin akan mengatakan bahwa Anda galak, sok tahu, sok sibuk, tukang ngatur, egois, diktator, atau terlalu memanjakan. Oleh karena itulah, Melly menyimpulkan, apa pun yang terjadi pada anak, adalah karena orangtuanya.

"Jangan menyalahkan anak-anak jika mereka senang main game. Yang membelikan game kan orangtuanya,"
ujar Melly memberi contoh.
Masih banyak contoh perilaku kurang baik dari anak yang sebenarnya dipicu oleh perilaku orangtua yang tidak menyenangkan. Misalnya, Melly menambahkan, anak-anak suka melawan karena orangtuanya diktator. Anak-anak manja karena orangtuanya memang terlalu memanjakan. Anak-anak egois karena orangtuanya pun egois.
"Kita pernah menjadi anak-anak, sedangkan anak-anak tidak pernah menjadi kita, orangtua. Oleh karena itu, dalam mendidik anak, masuklah ke dalam posisi anak kita, bukan memaksakan kehendak kita sendiri," tambah Melly. Kesalahan orangtua lainnya adalah sering terlalu cepat menyimpulkan perilaku anak yang dianggap tidak sesuai nilai-nilai yang dimiliki.
Bila anak-anak menunjukkan sikap yang sulit diatur, Anda bisa mencoba mengatasinya dengan melakukan beberapa cara berikut:

  1. Melibatkan anak untuk membuat aturan bersama. Sehingga ketika ia melanggar, ia bisa diingatkan lagi mengenai aturan-aturan yang telah disepakatinya. Buat konsekuensi dari pelanggaran tersebut berupa hukuman yang juga disetujui oleh anak. Jadi ketika mendapat hukuman, anak tidak kaget lagi karena ia yang menyetujui konsekuensi tersebut.
  2. Bangun mental juang anak-anak. Biasakan agar anak mendapatkan sesuatu dengan perjuangan. Misalnya ia akan mendapatkan mainan apabila dapat membuat prestasi tertentu. Bahkan untuk uang jajan, biasakan memberinya sesuai kebutuhan anak. Jika anak menginginkan lebih, anak harus melakukan sesuatu yang bermanfaat atau membanggakan agar bisa mendapatkan uang lebih tersebut.
  3. Bangun kepercayaan diri mereka. Biasakan untuk memuji setiap perbuatan baik yang dilakukan anak di rumah, sekecil apa pun, untuk membangun kepercayaan dirinya. Berikan sebutan-sebutan yang membuat anak bangga kepada dirinya seperti "si pintar" atau "si cantik" atau "si cerdas".
  4. Bangun "Museum Kasih Ibu". Abadikan setiap momen bersama anak-anak. Misalnya menyimpan tiket bioskop ketika nonton bersama, menyimpan tiket pesawat ketika melakukan liburan bersama, atau menyimpan foto dan video kenangan dengan baik. Semua benda kenangan tersebut dapat dibuka dan dikenang bersama anak-anak suatu hari, untuk mengingatkan anak-anak akan masa-masa bahagia bersama ibu dan ayah.
  5. Buat catatan-catatan yang mendekatkan ibu dengan anak. Misalnya sebelum anak berangkat sekolah, tuliskan catatan-catatatan tentang betapa sayangnya Anda kepada anak, lalu masukkan ke dalam kotak pensil. Atau tempelkan kertas berisi pesan-pesan sayang Anda di kulkas ketika Anda akan bertugas ke luar kota agar anak selalu merasa dekat dengan Anda. Buat pesan-pesan yang menyentuh anak sehingga anak mengerti apa yang boleh dan tidak boleh dilakukannya tanpa merasa diperintah.


Melly juga mengingatkan, hal-hal yang memengaruhi kesuksesan adalah kecerdasan intelektual, kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual, dan ketahanan menghadapi masalah. "Kecerdasan intelektual bisa dipertajam dengan pendidikan formal di sekolah. Namun kecerdasan emosi, spiritual, dan ketahanan menghadapi masalah adalah tugas ibu untuk melatih anak-anaknya," kata Melly. Source:http://www.kaskus.us

READ MORE - Anak Sulit Diatur? Lihat Dulu Perilaku Anda!

Pempers Multi Fungsi

 

 

READ MORE - Pempers Multi Fungsi